saat berkendara pada malam hari, kita menyalakan lampu untuk siapa? jelas untuk kita, agar kita bisa melihat kendaraan lain dan bentuk jalan, dll. dalam kondisi darurat misalnya listrik padam, lampu kadang dipakai untuk menyoroti ke arah tertentu.
Daud mengibaratkan Firman Tuhan sebagai penuntun hidupnya. Ia tidak mengunakan pelita untuk menyoroti hidup orang lain, tetapi diri sendiri (ayat 105). Ia bersumpah akan menempati Firman Tuhan dan berpegang pada Hukum Tuhan yang adil. Ia tidak melupakan Taurat Tuhan.
sayangnya, sebagaian orang Kristen justru berbuat sebaliknya. mereka mengunakan Firman Tuhan untuk menyorot kehidupan orang lain. saat hamba Tuhan berkhotbah dengan suara keras tentang dosa, mereka merasa khotbah itu cocok buat si A yang degil, atau si B yang mata duitan. kita begitu cepat menuding orang lain harus bertobat saat ayat Firman Tuhan di sampaikan. Betul memang kita bisa mengunakan Firman Tuhan untuk mengajar, tetapi hanya Tuhan yang bisa mengubah hati seseorang.
Tuhan ingin kita hidup dalam kebenaran FirmanNya, bukan menjadikan Firman Tuhan sebagai alat untuk menghakimi orang lain. ingat penghakiman itu bagian Tuhan. bagian kita adalah membaca, merenungkan dan melakukan FirmanNya. jadikan Firman Tuhan penuntun hidup kita. kalau kita berubah, berubahlah. kalau kita harus berubah, berubahlah. kalau kita harus bertobat, bertobatlah. kalo kita harus mengakui dosa, akuilah dosa itu.
Firman Tuhan bukanlah alat untuk menghakimi orang lain. melainkan pelita untuk menuntun hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar