Rabu, 18 Juli 2018

MEMBARA ATAU MEREDUP

Mazmur 42:1-5 

1. Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2) Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. (42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
4. (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
5. (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Ada pemandangan menarik yang saya lihat setiap kali berbelanja di swalayan dekat rumah. Ada satu ruangan kecil yang disediakan oleh pemilik swalayan agar para pegawainya bisa beribadah pada waktu yang ditentukan. Hampir tak pernah saya lihat ruangan tersebut kosong. sementara ditempat lain, ada perusahaan yang membangun tempat ibadah yang sangat bagus, namun para pegawainya enggan beribadah.

Pemazmur merasakan kerinduan yang luar biasa untuk berjumpa dengan Allah. Ia pun teringat dengan semangatnya yang membara saat datang ke bait Allah, mendahului kepadatan manusia dengan diiringi sorak-sorai dan nyanyian syukur. ibarat rusa yang merindukan sungai yang berair yag harus segara dipenuhi karena sudah tak tertahankan lagi.

Semangat untuk datang ke rumah Tuhan memang perlu untuk terus dijaga. Namun, tak jarang fakta menunjukkan yang sebaliknya. Beberapa orang Kristen malah dengan sengaja menjauhkan diri dari pertemuan ibadah dengan alasan yang dicari-cari atau sukar untuk dipahami ( Ibrani 10:25 : " Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.")

Kalau hati sudah enggan/berkeinginan menjauh dari persekutuan, tempat ibadah terdekat/sebagus apapun tidak akan mengubah keinginan seseorang datang beribadah. 

Nah, bagaimana dengan semangat kita untuk ibadah?
Jagalah hati dan semangat kita untuk terus membara, untuk selalu beribadah kepada Tuhan setiap hari dan dengan setia.

Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2 korintus 9:7 : " Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.")

Tulisan diatas tidak membicarakan soal berapa banyak Anda memberi...
karena Allah lebih tertarik pada sikap hati Anda dalam memberi daripada jumlah pemberian Anda.
mengelola Pemberian adalah sebuah cara tentang bagaimana Anda menangani apa yang telah diberikan Allah pada Anda. tentu saja, Anda ingin keluarga Anda menjadi bendahara yang baik atas keuangan yang telah Allah berikan kepada Anda kan.

Mengelola Pemberian melibatkan Perspektif, keluarga Anda perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah. Tentu saja banyak diantara kita yang bekerja dan membawa pulang slip gaji tiap bulannya, tetapi Allah juga lah yang menyediakan pekerjaan untuk Anda sebenarnya.

Mengelola Pemberian melibatkan Prioritas. Kapankah Allah dapat "dibayar"?, apakah Ia menjadi yang terakhir?...Apakah Anda memberi pada Gereja dan Pelayanan lainnya hanya setelah Anda membeli dan membayar hal-hal lainnya?...Apakah Allah hanya mendapatkan sisanya saja?.

Allah layak mendapatkan tempat pertama didalam hidup kita. itu berarti juga berlaku atas keuangan kita. memberi untuk Allah diurutkan pertama menunjukkan sikap bahwa Allah menjadi Prioritas dalam keuangan keluarga Anda.

Mengelola Pemberian adalah sebuah Hal Istimewa. Apakah Anda bersukacita ketika memberi pada Allah?
seharusnya demikian. Allah sesungguhnya tidak membutuhkan uang kita, tetapi pemberian kita dapat mengambarkan ekspresi rasa syukur kita atas pemeliharaanNya senantiasa.

Allah berdiri atas janjiNya dengan tanganNya yang terentang, Ia ingin Anda meresponi dan datang kepadaNya atas keinginan Anda sendiri. jikalau Anda bersedia menaruh sesuatu didalam tanganNYA, maka hal itu juga mengambarkan isi hati Anda sesungguhnya.

Jika Anda berpikir, anda tidak dapat memberi ketika anda hanya memiliki sedikit maka Anda takkan memberi ketika anda memiliki banyak.
Jika Anda memberi pada Allah dengan limpah, Ia takkan bertambah kaya sedikitpun, tapi Andalah yang akan mengalaminya.
jika ketika kita memberi terasa menyakitkan, ingatlah bahwa DIA telah memberi kepada kita sampai IA mengalami kematian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar