Minggu, 05 Agustus 2018

HATI YANG PEKA

2 Samuel 12:1-25
Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. (2 Samuel 12:5)

Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka yang membuatnya tidak bisa merasakan rasa sakit alias mati rasa. Pernah ia mencoba menggit lidahnya sendiri sampai putus. Orangtuanya jelas panik. Ia juga pernah terjatuh dan tidak merasakan apa-apa. saat bangun pagi hari lukanya sudah menganga.

Penyakit seperti itu jelas membahayakan. Namun, mati rasa secara mental pun tidak kalah mengerikan dan membahayakan bagi hidup seseorang. Daud sempat mengalami ini, ketika ia jatuh dalam dosa perzinahan. Allah mengutus nabi Natan untuk menegurnya. Hamba Tuhan itu data dengan perumpaan. tidak sedikitpun Raja Daud merasa tersendir, merasa ditegur, merasa diperingati oleh Tuhan lewat kisah orang kaya dan orang miskin itu. malah ia menyangka bahwa kisah itu sungguh-sungguh terjadi sehingga ia mengutuk keras perbuatan itu dan mengharuskan si orang kaya membayar ganti rugi dan mesti dihukum mati.

kadang-kadang kita pun bersikap serupa. Tuhan menegur lewat kotbah, tetapi pikiran kita langsung tertuju kepada pasangan, teman kerja, tetangga, kerabat bahkan teman di gereja. dan bergumam "seandainya dia mendengar atau memperhatikan khotbah ini" ya, bukannya tersadar dan memohon ampunan kepada Tuhan, kita justru merasa tidak bersalah sama sekali. jika selama ini tanpa sadar kita kurang peka, marilah kita minta hati dan telinga yang sensitif dan peka dengan teguran dan nasihat dari TUhan maupun kepada orang yang Tuhan percaya untuk mengajar kita dan membentuk kita. Berdoalah agar Tuhan memperbaharui hidup kita sehingga kala Dia berbicara, kita langsung tanggap. saat Dia menegur, kita mengambil tindakan dan belajar lah untuk dengar suara Tuhan setiap hari melalui FirmanNya.

Hati yang peka tidak akan membuat orang jatuh terlalu jauh ke dalam dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar